Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Materi Teori Evolusi

A. Teori – Teori Evolusi


materi-evolusi


Evolusi ( Latin: evolvere = membuka gulungan ) adalah proses perubahan struktur makhluk hidup dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks dan berlangsung dari generasi ke generasi dalam jangka waktu yang sangat lama.

Sejak abad ke-6 sebelum Masehi, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul berbagai jenis makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi. Gagasan atau teori mengenai evolusi biologis berkaitan erat dengan nama Charles Darwin (1809-1892). 

Akan tetapi, sebenarnya teori tersebut telah didiskusikan dan didukung oleh beberapa ahli biologi dan ahli geologi jauh sebelum dipublikasikannya teori evolusi Darwin yang kontroversial pada tahun 1858 di Inggris.

1.     Teori Evolusi Sebelum Charles Darwin

a.      Aristoteles (384-322 SM)
Dalam system klasifikasi yang diciptakannya, Aristoteles menyusun makhluk hidup berdasarkan pertambahan bentuk kekompleksannya. 

Sistem klasifikasi tersebut tidak memberikan tempat bagi bentuk-bentuk kehidupan baru yang muncul pada masa depan. Bagi Aristoteles, spesies memiliki bentuk yang tetap dan tidak mengalami perubahan.

b.      William Paley (1743-1805)
Bukunya berjudul Natural Theology, William Paley berpendapat bahwa kekomplekan makhluk hidup merupakan bukti kerja Sang Maha Pencipta. Hipotesis tersebut dikenal sebagai teori penciptaan khusus. 

Para penganut teori ini percaya bahwa semua jenis makhluk hidup di bumi muncul bersama-sama pada suatu waktu dan tetap tidak berubah sejak mereka diciptakan oleh Tuhan.

c.       George Louis Leclerc (Comte de Buffon atau Count of Buffon) (1707-1788)
Adalah seorang dokter, ahli zoologi, ahli matematika, dan ahli sains dari Prancis. Ia mengatakan bahwa makhluk hidup berubah sepanjang waktu dan bumi berusia lebih dari 6000 tahun. 

Perubahan spesies kadang kala dapat dilihat pada struktur-struktur yang mengalami degenerasi. Ia menuangkan pendapatnya dalam buku berjudul Natural History yang terdiri atas 44 volume.

d.      Erasmus Darwin (1731-1802)
Erasmus merupakan seorang dokter, penyair, dan ahli sains (amatir). Ia percaya bahwa evolusi terjadi pada semua makhluk hidup (evolusi organik), termasuk manusia. Juga karakteristik yang diperoleh orang tua akan diwariskan kepada keturunannya. 

Ia menuliskan pendapatnya dalam sebuah buku berjudul Zoonomia: or the Laws of Organic Life. Namun, ia tidak apa yang menyebabkan terjadinya evolusi.

e.       Jean Baptiste de Monet de Lamarck (1744-1829)
Lamarck mempercayai bahwa organisme mikrokopis muncul secara spontan dari bahan-bahan tidak hidup yang kemudian berevolusi menjadi bentuk-bentuk yang lebih kompleks. 

Dalam bukunya yang berjudul Philosophie Zoologique (1809), Lamarck mengajukan suatu teori evolusi berdasarkan pada organ-organ “yang digunakan dan yang tidak digunakan” (use and disuse). 

Ia percaya bahwa teori evolusi terjadi saat suatu organism menggunakan suatu bagian tubuh dengan suatu cara sehingga bagian tubuh itu berubah sepanjang hidupnya dan perubahan tersebut diwariskan kepada keturunannya.

f.       George Cuvier (1769-1832)
Menganut teori katastrofisme yang mengatakan bahwa terdapat kekerasan dan bencana (katastrofi) alam yang tiba-tiba, seperti banjir. Akibatnya, tumbuhan dan hewan yang hidup di tempat terjadinya peristiwa tersebut menjadi mati. 

Kemudian, masuk bentuk kehidupan baru yang berpindah ke daerah lain. Akibatnya, catatan fosil pada daerah itu menunjukkan adanya perubahan spesies yang tiba-tiba.


g.      Charles Lyell (1797-1875)
Menulis buku berjudul Principles of Geology, menurutnya bumi lebih tua daripada yang diperkirakan orang. Menurutnya, bumi mengalami perubahan yang progresif dan lebih lambat. 

Perubahan pada permukaan bumi itu disebabkan oleh kekuatan alami yang telah mengubah bumi di masa lalu dan tetap bekerja hingga saat ini. Teori ini dinamakan teori uniformitarianisme yang asal usulnya dikembangkan oleh ahli geologi Skotlandia bernama James Hutton (1726-1797).

h.      Anaximander (500 SM)
Ia disebut sebagai evolusionis pertama, yang mempercayai bahwa manusia berevolusi dari makhluk akuatik mirip ikan yang pindah ke darat.

i.        Empedocles (495-435 SM)
Menyatakan bahwa kehidupan muncul dari lumpur dan tumbuhan kemudian berubah menjadi hewan. Menurutnya, makhluk pertama seperti monster. Lalu berubah hingga memiliki bentuk yang paling baik yang mampu bertahan hidup. Pemikiran ini adalah bentuk dari seleksi alam yang merupakan mekanisme penting dalam evolusi

j.        Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Dengan bukunya Essay on the Principle of Population, yang intinya menyatakan tidak adanya keseimbangan antara penduduk dan bahan makanan. Selanjutnya, muncullah kata-kata yang digunakan oleh Darwin, yaitu perjuangan untuk hidup (struggle for life).

2.     Teori Evolusi menurut Charles Darwin (1809-1882)    
Charles Darwin adalah anak seorang dokter Inggris dari kalangan kelas menengah. Dia diharapkan menjadi seorang dokter seperti ayahnya, tetapi tidak berhasil. 

Ketika berumur 22 tahun (1831), Darwin ikut dalam pelayaran keliling dunia bersama kapal HMS Beagle. 

Tujuan pelayaran itu adalah untuk menyelidiki pantai-pantai Amerika Selatan dan beberapa kepulauan Pasifik. Pelayaran tersebut dimulai tanggal 27 Desember 1831.

Setelah berlayar selama 3 tahun, Darwin dan kapal Beagle tiba ke Kepulauan Galapagos di Samudra Pasifik, di sebelah barat Ekuador, Amerika Selatan. Kepulauan Galapagos terdiri atas beberapa pulau dengan kondisi lingkungan yang berbeda. 

Di sana terdapat spesies-spesies yang tidak ditemukan di tempat-tempat lain di bumi, namun mirip dengan spesies di Amerika Selatan.

Darwin menemukan ada 13 spesies burung finch (sejenis burung pipit) dan berhasil diidentifikasi. 

Spesies burung tersebut memiliki banyak kemiripan dengan satu spesies burung finch yang ada di daratan Amerika Selatan, sekitar 1000 mil ke timur dari Kepulauan Galapagos. Ia mengamati perbedaan bentuk paruh spesies burung tersebut. 

Ia menyimpulkan spesies burung finch berasal dari satu spesies nenek moyang burung finch yang ada di daratan Amerika Selatan yang menyebar ke Kepulauan Galapagos dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ada disana. 

Adaptasi ini dinamakan radiasi adaptif. Setelah beberapa generasi, burung finch itu berubah secara anatomi yang memungkinkan mereka mendapat cukup makanan dan bertahan hidup untuk bereproduksi.

Selain burung finch, Darwin juga menemukan berbagai kura-kura, kadal, kerang, serangga, dan beberapa macam tumbuhan. Setelah 22 tahun kemudian ia mengembangkan teori evolusi dengan menggunakan penemuannya tersebut.

Pada tahun 1858, bersama Alfred Russel Wallace menerbikan suatu karya tulis mengenai seleksi alam yang merupakan faktor utama penyebab perubahan secara evolusi. Tahun 1859, Darwin menerbitkan bukunya berjudul On the Origin of Spesies by Means of Natural Selection atau lebih dikenal dengan The Origin of Spesies.

Teori Darwin itu berdasarkan hasil observasi sebagai berikut :

a.       Lebih banyak keturunan yang dihasilkan daripada yang benar-benar mampu bertahan hidup.

b.      Dalam suatu spesies tidak ada individu-individu yang identik (sama) karena selalu terjadi variasi dan beberapa individu memiliki sifat-sifat yang cocok dengan kondisi lingkungan yang ada dibandingkan individu lainnya.

Empat pokok pikiran dalam The Origin of Spesies :

a.       Bentuk-bentuk kehidupan tidaklah bersifat tetap, tetapi mengalami perubahan secara bertahap dan terus-menerus.

b.      Spesies-spesies yang ada sekarang merupakan hasil evolusi dari spesies-spesies terdahulu.

c.       Spesies-spesies yang berkerabat dekat berevolusi dari moyang yang sama.

d.      Seleksi alam merupakan mekanisme untuk terjadinya evolusi.

B. Perbandingan Teori Evolusi Darwin dan Teori Evolusi Lainnya


1.     Teori Evolusi Darwin versus Teori Lamarck
Menurut Darwin, evolusi berlangsung karena adanya seleksi alam. Hanya individu tertentu mampu bertahan hidup dan berkembang biak. Sedangkan individu lainnya akan mati sebelum dapat berkembang biak. 

Kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang biak dapat di wariskan dari induk kepada keturunannya.

Sebagai contoh, Darwin berpendapat panjangnya leher jerapah merupakan salah satu seleksi alam. Pada awalnya, jerapah memiliki panjang leher yang bervariasi. Jerapah berleher panjang mampu menjangkau makanannya sehingga mampu hidup cukup lama untuk melakukan perkawinan. 

Jerapah berleher panjang yang kawin dengan sesama jerapah berleher panjang akan menurunkan sifat/ciri tersebut kepada keturunannya.

Jerapah berleher pendek akan kekurangan pangan karena tidak mampu menjangkau makanannya. Akibatnya mereka mati atau terseleksi oleh alam sebelum mereka mampu melakukan perkawinan. 

Hal itu menyebabkan jumlah jerapah berleher pendek  berkurang dan akhirnya jerapah berleher panjang yang tersisa.

Sementara itu, menurut Lamarck, evolusi terjadi saat suatu organisme menggunakan suatu organ tubuh secara terus-menerus sehingga organ tubuh tersebut mengalami perubahan (hukum “use and disuse” atau “yang digunakan dan yang tidak digunakan). 

Bagian tubuh yang digunakan secara intensif untuk menghadapi suatu lingkungan tertentu akan menjadi lebih besar dan kuat. Sementara bagian tubuh yang tidak digunakan mengalami kemunduran. Perubahan tersebut diwariskan ke keturunan.

Lamarck menduga bahwa leher jerapah yang panjang merupakan akibat penarikan atau peregangan selama bertahun-tahun. Jerapah menarik lehernya untuk mencapai daun sehingga tumbuh memanjang. 

Seperti halnya Darwin, Lamarck juga percaya bahwa makhluk yang paling sesuai atau cocok yang akan bertahan hidup.

2.     Teori Evolusi Darwin versus Teori Evolusi August Weismann

Ia berpendapat bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan kepada keturunannya. Evolusi menyangkut pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin. Evolusi berkaitan dengan gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik.

Weismann berpendapat bahwa sifat leher panjang dan leher pendek pada jerapah dikendalikan oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat dominan, sedangkan gen untuk leher pendek bersifat resesif. Jerapah berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya sehingga akhirnya punah.

3.     Teori Evolusi Lamarck versus Teori Evolusi Weismann
Berdasarkan teori Lamarck, nenek moyang rusa tidak bertanduk. Namun, karena sering mengadu kepala maka tanduk tumbuh di kepala rusa. 

Teori Lamarck di tentang oleh Weismann, ia berpendapat bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak di wariskan kepada keturunannya. 

Weismann membuktikan teorinya dengan menggunakan dua tikus yang telah dipotong ekornya lalu di kawinkan. Hasilnya anak tikus yang tetap berekor, ia melakukan hal itu hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama.

C.   Bukti-Bukti Terjadinya Evolusi


1.     Fosil
Berasal dari bahasa Latin fossilis yang berarti menggali karena umumnya ditemukan dengan cara menggali lapisan tanah atau batuan. Fosil merupakan tubuh, bagian tubuh, jejak, ataupun sisa makhluk hidup yang terawetkan. 

Umumnya terbentuk dari bagian terkeras suatu organisme pada hewan bagian yang menjadi fosil adalah eksoskeleton arthropoda, mollusca, echinodermata, ataupun endoskeleton dan gigi vertebrata.

Dua metode menghitung umur fosil :

•         Pentarikhan Relatif

Dilakukan dengan menentukan umur batuan tempat ditemukannya fosil.

•         Pentarikhan Absolut

Dilakukan berdasarkan perhitungan laju peluruhan radioaktif dalam batuan. Misalnya uranium-238, menjadi bentuk nonradioaktif (bentuk “meluruh”) para ilmuwan dapat menentukan kapan batuan terbentuk.

2.     Perbandingan Anatomi
Meliputi proses membandingkan struktur tubuh, seperti jantung dan rangka pada hewan-hewan yang berbeda.

Struktur organ-organ tubuh dalam bentuk dasar yang sama tetapi memiliki fungsi yang berbeda dinamakan homologi. 

Contohnya sayap burung dan kaki depan mamalia dan sirip depan ikan. Sementara itu, organ tubuh dalam bentuk dasar yang berbeda tetapi memiliki fungsi yang sama dinamakan analogi. Contohnya sayap burung dengan sayap kupu-kupu.

3.     Perbandingan Embriologi
Suatu studi embriologi (ilmu yang mempelajari tentang embriologi) terhadap anggota-angoota vertebrata menunjukkan adanya suatu kemiripan pada tahap-tahap awal perkembangan embrio. Semua vertebrata memulai kehidupan sebagai sel tunggal (zigot) yang merupakan hasil pertemuan antara sperma dan ovum.

Selanjutnya, zigot berkembang menjadi morula, blastula, dan gastrula. Setelah itu, embrio akan mengalami diferensiasi jaringan sehingga terbentuk bermacam-macam organ tubuh. Perkembangan embrio-embrio 

Vertebrata menjadi organism kompleks multiseluler memiliki kesamaan, antara lain adanya notokord, ekor, dan kantong insang ( faringeal ).

4.     Perbandingan Biokimia
Bukti-bukti perbadingan biokimia mungkin merupakan petunjuk adanya hubungan evolusioner yang paling kuat. Semua organisme memiliki DNA sebagai bahan genetic dengan suatu kode genetic yang hampir universal.

5.     Alat Tubuh yang Tersisa ( Organ Vestigial )
Beberapa organism memiliki struktur atau organ-organ yang tampaknya tidak memiliki fungsi berguna. Contohnya manusia memiliki satu tulang ekor di ujung tulang belakang yang di duga tidak memiliki fungsi apa-apa. Organ tersebut dinamakan organ vestigial.

6.     Demostikasi atau Seleksi Buatan
Demostikasi merupakan pembudidayaan makhluk hidup. Persilangan tumbuhan maupun hewan yang di demostikasi menciptakan varietas-varietas yang memiliki sedikit kemiripan ciri-ciri eksternal dengan spesies liar moyangnya.

Seleksi buatan juga menyebabkan banyaknya varietas persilangan kucing, anjing, burung dara, sapi, dan hewan peliharaan lainnya.

D. Mekanisme Evolusi

Menjelaskan peristiwa evolusi yang dapat di sebabkan oleh adanya seleksi alam dan mutasi gen dalam suatu populasi.

1.     Seleksi Alam
Tekanan seleksi adalah suatu faktor yang menyebabkan terjadinya seleksi dalam suatu populasi melalui penggunaan ketahanan lingkungan. Contohnya persaingan dalam hal makanan, wilayah kekuasaan dan pasangan ; predasi (pemangsaan); cahaya, udara, atau air yang terbatas; variasi suhu; penyakit; pengaruh manusia. 

Misalnya penggunaan antibiotik, pestisida, serta polusi. Tiap faktor tersebut menyebabkan tekanan seleksi dalam suatu populasi dengan organism yang mampu beradaptasi yang memiliki keuntungan dibandingkan yang lainnya.

2.     Mutasi Gen
Adalah perubahan susunan gen (DNA) yang dapat menyebabkan perubahan sifat-sifat organism yang mengalaminya. Perubahan tersebut dapat diwariskan organism pada keturunannya. 

Perubahan sifat akibat mutasi gen menimbukan berbagai variasi pada organisme yang pada akhirnya membuka peluang untuk terjadinya evolusi. Dalam mutasi gen hal yang perlu diperhatikan adalah angka laju mutasi. 

Angka laju mutasi merupakan banyaknya gen yang mengalami mutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh sutau individu spesies tertentu.

3.      Hukum Hardy-Weinberg
Frekuensi gen dalam populasi adalah perbandingan alel gen tersebut dalam populasi. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gen dan genotipe dalam suatu populasi akan berada pada keadaan yang tetap atau konstan (sama) dari generasi ke generasi apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

•         Genotipe-genotipe yang ada memiliki viabilitas ( kemampuan hidup) dan fertilitas yang sama.

•         Perkawinan antara genotipe terjadi secara acak (random)

•         Tidak ada mutasi dari gen satu ke gen yang lain atau sebaliknya

•         Populasi harus cukup besar

•         Tidak terjadi migrasi antar populasi

•         Tidak terjadi seleksi alam

Digunakan untuk menghitung frekuensi alel dan genotipe dalam suatu populasi. Sebagai contoh jika dalam suatu populasi manusia terdapat sebuah gen dengan 2 buah alel, yaitu alel A (dominan) yang menyebabkan pigmentasi pada kulit dan alel a (resesif) yang menyebabkan albino.

Umpamanya, p mewakili frekuensi alel A (alel dominan) dan q mewakili alel a (alel resesif). Frekuesi alel dominan ditambah frekuensi alel resesif menghasilkan frekuensi total semua alel, yaitu 1, untuk gen tertentu dalam populasi sehingga :

p + q = 1 atau sama dengan 100%

(p + q)2 = 1 atau sama dengan 100%

P2 + 2pq + q2 = 1 atau sama dengan 100%

Pp + 2pq + qq = 1 atau sama dengan 100%

Dimana :

pp = alel yang homozigot

pq = alel heterozigot

qq = alel homozigot resesif

Contoh perhitungan dengan menerapkan hokum Hardy-Weinberg adalah :

Frekuensi orang albino pada suatu daerah adalah 25 di antara 10.000 orang. Frekuensi genotipe orang pembawa sifat albino yang heterozigot berjumlah …

Diketahui:

qq = 25/10.000 = 0,0025 → q = 0,05

p + q = 1, P + 0,05 = 1, p = 0,95

Pembawa sifat albino heterozigot berarti genotipe

2pq = 2 x 0,95 x 0,05 = 0,095

Jadi frekuensi orang pembawa sifat albino adalah

0,095 x 10.000 orang = 950 orang

Mekanisme evolusi disebabkan oleh seleksi alam dan mutasi gen dalam suatu populasi. Perubahan secara evolusi hanya terjadi apabila ada sesuatu yang mengganggu keseimbangan genetik. Untuk menghitung frekuensi alel dan genotipe dalam suatu populasi digunakan hukum Hardy-Weinberg.


E.  Spesiasi


Evolusi
Adalah pembentukan dua atau lebih spesies dari satu spesies yang telah ada atau telah punah. Spesies merupakan puncak dari proses evolusi. 

Spesies yang  terbentuk berbeda dari spesies moyangnya, Spesies adalah anggota suatu populasi yang mampu mengadakan pertukaran gen atau melakukan perkawinan secara alami untuk menghasilkan keturunan yang fertil. 

Anggota-anggota suatu spesies memiliki lungkang gen yang sama dan dengan aliran gen yang bebas diantara organism-organismenya, Aliran gen adalah pertukaran alela di dalam dan di di antara populasi-populasi. 

Spesiasi dapat di sebabkan oleh mekanisme pengisolasian, mutasi dan seleksi alam, serta poliploidi (pada tanaman).

1.     Mekanisme Pengisolasian
Adalah beberapa macam penghalang yang secara efektif mencegah terjadinya pertukaran gen antarpopulasi. Ada dua tipe spesiasi, yaitu sebagai berikut :

a.       Spesiasi Alopatrik
Terjadinya spesiasi alopatrik berhubungan dengan isolasi geografis yang disebabkan adanya penghalang-penghalang geografis antara lain sungai, gurun dan gunung. Penghalang geografis alami itu menghambat perpindahan organism dan mendorong terjadinya isolasi reproduksi serta spesiasi pada tempat yang berbeda.

b.      Spesiasi Simpatik
Terjadi di antara dua kelompok dalam lingkungan yang sama. Spesiasi tipe ini terjadi melalui beberapa cara yaitu :

1)      Isolasi Tingkah Laku, dapat mencegah terjadinya reproduksi jika, misalnya, suatu anggota populasi aktif pada malam hari (nokturnal), sedangkan anggota lainnya aktif di siang hari (diurnal).

2)      Isolasi Ekologis, dapat menyebabkan isolasi reproduksi yang kemudian diikuti dengan spesiasi jika anggota-anggota populasi menempati nisia (relung) ataupun habitat yang berbeda.

3)      Isolasi Musiman, merupakan isolasi yang disebabkan oleh perbedaan masa aktif reproduksi anggota-anggota populasi dalam satu tahun.

4)      Isolasi Mekanis, terjadi pada hewan-hewan atau tumbuhan yang reproduksinya dihambat oleh letak atau struktur alat-alat kelamin (genitalia) yang tidak sesuai dengan pasangannya, meskipun mereka berasal dari satu spesies.

5)      Isolasi Gamet, mengisolasi organisme-organisme yang matang secara reproduksi pada waktu yang sama, tetapi ketidaksesuaian fisiologis gamet-gamet mencegah terbentuknya hibrid.

6)      Isolasi Hibrid, terjadi ketika dua organism yang berbeda melakukan perkawinan, tetapi zigot hibrid yang terbentuk gagal berkembang mencapai tingkat kematangan seksual.

2.     Mutasi dan Seleksi Alam
Mutasi yang terjadi pada tiap populasi menghasilkan alela baru dan alam menyeleksi alela berbeda dalam tiap populasi bergantung pada kondisi lingkungan setempat. Seleksi alam merupakan kekuatan yang dapat mengubah frekuensi alel dan mendorong spesiasi dalam lingkungan tertentu.

3.     Poliploidi
Terjadi secara mendadak (walaupun sangat jarang). Poliploidi adalah suatu individu atau spesies dengan jumlah kromosom lebih dari dua kali jumlah kromosom haploid. Pembentukan poliploidi umumnya terjadi pada tumbuhan, jarang pada hewan.

F.      ADAPTASI

Adalah kemampuan organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ada beberapa macam adaptasi, yaitu:

a.       Adaptasi struktur, Bergantung pada tinggi rendahnya tingkatan organisme. Semakin tinggi tingkatan suatu organisme semakin kompleks struktur tubuhnya. Kompleks tidaknya struktur organisme itu merupakan hasil adaptasi dengan lingkungannya.

Contoh :
Burung memiliki sayap untuk terbang, ikan memiliki sirip dan tubuhnya pipih sehingga mudah untuk hidup di air.

b.      Adaptasi fisiologi, Yakni penyesuaian kerja faal tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya.

Contoh :
Burung memiliki kantung udara, tubuh kaktus berduri (daunnya mereduksi menjadi duri) untuk mengurangi penguapan.

c.       Adaptasi system sensori, Hewan-hewan malam mengembangkan system sensorinya untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Contoh :
Kelelawar dapat terbang pada malam hari tanpa menabrak apapun karena mengeluarkan gelombang ultrasonik.

d.      Adaptasi tingkah laku, Penyesuaian tingkah laku makhluk hidup terhadap lingkungan.

Contoh :
Burung merak jantan memamerkan ekornya yang indah untuk menarik betina, tumbuhan putrid malu mengatupkan daunnya ketika disentuh.

e.       Adaptasi reproduksi

Contoh :
Pisces dan amfibi melakukan fertilisasi eksternal di dalam air, sedangkan reptile, aves, dan mamalia melakukan fertilisasi internal setelah melakukan kopulasi.

f.       Adaptasi organisasi sosial, Beberapa hewan melakukan adaptasi ini.

Contoh :
Semut, rayap, lebah : dalam organisasi sosial mereka terdapat pembagian tugas, misalnya ratu untuk bertelur, jantan untuk mengawini ratu, tentara untuk melindungi dan pekerja untuk mencari makanan.

g.      Adaptasi koevolusi Adapatasi dengan melakukan perubahan struktur organ antara dua spesies yang berbeda sehingga dapat mudah dalam bekerja sama.

Contoh :
Kutu memiliki mulut penusuk dan penghisap untuk menusuk dan menghisap darah inang.

G.    RADIASI ADAPTIF

Adalah penyebaran satu spesies ke suatu lingkungan, kemudian spesies itu melakukan adaptasi terhadap lingkungannya yang baru, sehingga muncul dua atau beberapa spesies baru. Contohnya burung finch di Galapapagos. Bentuk paruh burung telah disesuaikan dengan makanan yang berbeda-beda.

H.    DIVERGENSI

Evolusi dari satu spesies menghasilkan banyak spesies. Seperti yang telah diuraikan radiasi adaptif.

I.       KONVERGENSI

Spesies berbeda akhirnya memiliki struktur tubuh yang sama karena hidup di lingkungan yang sama. Contohnya kaktus dan euphorbia.

Demikianlah artikel mengenai Soal Latihan untuk Materi Evolusi #lulusandiploma, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, referensi dan rujukan yang kami peroleh. Kami berharap agar pembaca sekalian memberikan kritik dan masukannya di kolom komentar untuk membangun kami kedepannya menjadi yang lebih baik lagi. Semoga artikel ini bermanfaat, wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatu.
Sandiok
Sandiok QHSE Officer PT. Nindya Karya | D3 Fire and Safety of Balongan Oil and Gas Academy

Posting Komentar untuk "Materi Teori Evolusi"