Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

CSMS - Contractor Safety Management System

CSMS adalah sebuah system mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada suatu Perusahaan. CSMS atau kepanjangan dari Contractor Safety Management System juga sudah diterapkan oleh berbagai sektor dari migas, konstruksi, industri sampai sektor lain dengan tujuan mengatur kontraktor, supplier, vendor ataupun pemborong yang ikut kedalam bagian suatu proyek.

Tujuan CSMS yaitu untuk meyakinkan owner bahwa kontraktor akan mengerjakan suatu proyek berkomitmen dan memenuhi persyaratan dalam penerapan Sistem Manajemen K3 melalui proses tender, memonitoring kinerja dari program K3 telah direncanakan serta mencegah terjadinya kerugian ditimbulkan oleh kontraktor itu sendiri.

Dalam melaksanakan CSMS agar penerapannya berjalan dengan optimal, pastinya harus memiliki tujuan dan komitmen jelas serta akurat seperti  telah dilakukan oleh beberapa perusahaa besar yaitu Pertamina, Conocophilips, Chevron, Nindya Karya, PLN dan lainnya.

Sebenarnya tidak terlalu rumit apabila penerapan ini dilakukan dengan penuh komitmen kuat karena tahapan dilakukan tidak sesulit difikiran. Lalu apa sajakan tahapan dalam penerapan CSMS atau Contractor Safety Manajemen System itu sendiri? mari kita simak dibawah ini beberapa pemaparan yang telah www.lulusandiploma.com rangkum.

CSMS

Tahapan Contractor Safety Management System (CSMS)

Ada beberapa tahapan dalam penerapan CSMS agar berjalan dengan baik, tahapan tersebut antara lain menentukan resiko suatu kontraktor, melakukan penelitian penerapan K3 kontraktor, menentukan, inspeksi sebelum pekerjaan dilaksanakan, pemeriksaan saat pekerjaan berlangsung serta penilaian akhir saat pekerjaan telah dinyatakan selesai.

Tahapan ini membutuhkan sebuah keseriusan pada owner itu sendiri maupun kontraktor masuk kedalam bagian proyek dimana memiliki satu tujuan yaitu bagaimana mensukseskan penerapan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja agar tercapainya nihil kecelakaan. Lalu apa sajakah keterangan dari tahapan CSMS itu sendiri?

Risk Assessment

Pada tahapan pertamma yaitu proses risk assesment dimana sang owner memberikan kontrak kepada kontraktor akan melakukan penilaian dari segi risiko pantas dari risiko kecil, sedang maupun besar. Dimana risiko tersebut akan dijadikan acuan dalam proses tender tentang kelayakan mengikuti pra kualifikasi tender.

Pre Qualification

Ini adalah tahapan dari proses tender dilaksanakan owner untuk menentukan Kontraktor siapa layak dipilih dalam pekerjaan akan dilaksanakan. Pemilik kerja ingin mengetahui lebih dalam perihal klasifikasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang lebih berkomitmen agar tidak ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan nanti.

Selection

Owner menetapkan salah satu kontraktor yang dianggapnya layak dalam melakukan pekerjaan tersebut. Dalam proses ini biasanya akan dilaksanakan kick of meeting untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai aturan baku yang dimiliki owner serta penjabaran langkah serta metode kerja yang akan dilaksanakan.

Pre Job Activity

Tahap ini dilakukan sebelum pekerjaan berlangsung, pihak pemilik kerja memastikan apakah program K3 yang sudah direncanakan saat tender sudah dipersiapkan secara keseluruhan ataukah belum. Biasanya penilaian pre job activity harus terpenuhi 100% baru pekerjaan dapat dilaksanakan.

Work In Progress

Tahapan kelima yaitu work in progress dimana kontraktor akan diperiksa penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilapangan saat berlangsungnya pekerjaan. Work in progress ini dilakukan secara berkelanjutan biasanya dalam satu bulan sekali atau mengikuti jadwal pelaksanaan inspeksi yang telah dibuat sebelumnya.

Final Evaluation

Evaluasi akhir dirangkum dari beberapa penilaian dari proses tender sampai dengan akhir pelaksanaan suatu proyek dalam merangkum kinerja si Kontraktor benar-benar menerapkan K3 dengan baik atau tidak. Dalam tahap ini juga dapat menentukan apakah si pelaksana pekerjaan tersebut layak untuk mendapatkan tender selanjutnya atau pekerjaan yang akan datang.

Persyaratan Penyusunan Dokumen CSMS

Didalam dokumen CSMS dapat melampirkan beberapa persyaratan khusus seperti legalitas perusahaan; akte pendirian, pemilik perusahan dll serta sertifikat kompetensi tenaga ahli pada perusahaan kontraktor seperti ahli K3 umum, ahli K3 migas, P3K, ahli K3 listrik, pemadam kebakaran serta sertifikat lainnya yang dipersyaratkan dan dilengkapi dengan bukti identitas tenaga ahli tersebut.

Persyaratan lain yang diharuskan dalam dokumen CSMS yaitu beberapa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dikhususkan oleh si pemilik pekerjaan ataupun owner, biasanya program yang dikhususkan dijadikan selembar checklist. Lalu apa sajakah item didalam checklist CSMS itu sendiri?

Item Checklist Contractor Safety Management System (CSMS)

Ada beberapa item didalam checklist contractor safety management system (CSMS) dan salah satunya mengenai program K3 yang dilakukan oleh kontraktor itu sendiri, sebelum masuk kedalam materi inti silahkan simak terlebih dahulu penjelasan mengenai berbagai Contoh Program K3 yang telah kami rangkum sebelumnya. Dibawah ini akan www.lulusandiploma.com rangkum item tersebut, antara lain yaitu.

Kebijakan K3 Perusahaan

Biasanya setiap perusahaan pasti memiliki kebijakan khususnya terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Pada point pertama owner meminta untuk melampirkan kebijakan yang dimiliki kontraktor untuk mengetahui sejauh mana komitmen dalam penerapan K3 tersebut.

Rapat Manajemen

Dokumentasi yang dilaksanakan oleh jajaran manajemen yang membahas mengenai aspek pekerjaan atau terkait K3 dan dibuktikan dengan foto serta absensi.

Rapat Keselamatan Kerja

Basanya dapat dibuktikan dengan daftar hadir atau dokumentasi foto tentang rapat rutin keselamatan dan kesehatan kerja yang mana notulen rapat dilampirkan untuk membuktikan penerapannya.

Keterlibatan Manajemen dalam Penerapan K3

Keterlibatan manajemen dalan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat dibuktikan dengan bukti fisik temuan inspeksi yang dilakukan oleh pihak manajemen serta tindak lanjut dalam close temuan tersebut.

Struktur Organisasi K3

Struktur organisasi K3 dilampirkan dengan tatanan personil di suatu perusahaan dari tingkat tertinggi sampai jabatan terbawah.

Jaminan Ketenagakerjaan

Jaminan ketenagakerjaan adalah bentuk dari jaminan kesehatan karyawan apabila kecelakaan kerja terjadi dari pekerjaan yang dilakukan. Dalam item ini dapat diberikan bukti dengan sertifikat keanggotaan bpjs ketenagakerjaan ataupun sejenis.

Program Pelatihan

Sebaiknya kontraktor membuat program pelatihan selama satu tahun kedepan, serta pelatihan sudah dilaksanakan sebelumnya dilampirkan untuk dijadikan bukti pelaksanaan dan implementasi program ini. Selain dari pada itu dokumentasi, foto serta hal lainnya untuk mendukung bukti juga dilampirkan.

Inspeksi K3

Inpeksi keselamatan dan kesehatan kerja harus dilakukan secara rutin pada Kontraktor, inspeksi K3 ini mencari sumber bahaya atau ketidak sesuaian agar pekerjaan bisa berjalan dengan aman dan terciptanya nihil kecelakaan kerja. Kami juga telah menyediakan Kumpulan Form Checklist Inspeksi K3 dapat rekan dapati pada artikel tersebut.

Tindak Lanjut Inspeksi

Dokumentasi hasil temuan dari temuan inspeksi keselamatan kerja sebelumnya, didalamnya berisikan kumpulan tindak lanjut inspeksi dan tata cara melakukan tindak lanjut dalam penyelesaian suatu temuan K3.

Program Kamanye

Pelaksanaan program komunikasi, kampanye dilakukan pada kontraktor dalam memastikan pekerja mengerti dan selalu update mengenai informasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Program Pelatihan

Pelatihan ini dapat dilakukan dengan cara pelatihan internal maupun external seperti sertifikasi ahli k3 umum, ahli k3 konstruksi, penggunaakn apar, pertolongan pertama pada kecelakaan serta program lainnya berkaitan dengan pekerjaan dilaksanakan ataupun kategori kontraktor itu sendiri.

Safety Induction

Safety induction adalah salah satu Program K3 dijalankan untuk menjelaskan mengenai aspek ataupun prosedur keselamatan berlaku pada kontraktor itu sendiri kepada tamu, pekerja baru ataupun orang lain baru pertama kali masuk kelingkungan perusahaan. Kontraktor dapat melampirkan bukti akurat dalam penerapan program safety induction yang telah dilaksanakan.

Kompetensi Karyawan

Kompetensi karyawan adalah suatu gambaran atau biodata sesorang menunjukan bahwa orang tersebut memiliki keahlian dalam bidang tertentu (baca juga: Riwayat Hidup Karyawan). Kontraktor dalam melampirkannya dalam dokumen CSMS dengan biodata karyawan, pengalaman kerja serta sertifikat pendukung yang dimilikinya.

Prosedur Tanggap Darurat

Tanggap darurat adalah suatu keadaan dimana dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dalam item ini kontraktor dapat melampir prosedur apabila keadaan darurat itu terjadi serta sistim pelaporan harus dilakukan dan formulir tersedia.

Peraturan Larangan Merokok, Minuman Keras dan Obat Terlarang

Biasanya dalam suatu perusahaan terdapat kebijakan mengenai larangan merokok, minuman keras dan obat terlarang di lokasi kerja. Dimana kebijakan tersbut tersedia dan telah disosialisasikan kepada seluruh pekerja ataupun karyawan.

Prosedur dan Instruksi Kerja

Prosedur dan instruksi kerja adalah suatu aturan baku tata cara bekerja dengan aman sudah di atur ataupun dirangkum oleh Kontraktor agar pekerjaan dilaksanakan dengan mengutamakan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3). 

Kontraktor dapat melampirkan dokumen pendukung dengan prosedur pengoperasian peralatan, prosedur ketinggian, prosedur ruang terbatas, prosedur pelaporan, pengelolaan B3, safety riding ataupu prosedur hingga instruksi kerja lainnya.

Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat keparahan risiko ataupun segala aspek bahaya mungkin timbul dari suati pekerjaan. Dalam hal ini kontraktor ikut dalam seleksi CSMS dapat melampirkan dengan bukti identifikasi bahaya itu sendiri seperi Job Safety Analysis (JSA), Hazard Identification Risk Assessment Control (HIRAC) ataupun dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Baca juga mengenai Kumpulan Contoh JSA sudah kami rangkum sebelumnya.

Perlengkapan Keadaan Darurat

Perlengkapan keadaan darurat  adalah peralatan dipergunakan apabila kondisi bahaya atau kondisi darurat terjadi di Perusahaan. Kontraktor bisa melampirkan list perlengkapan  dimiliki ataupun akan disiapkan dalam pekerjaan berlangsung.

Distribusi APD

Distribusi alat pelindung diri (APD) adalah catatan mengenai pengeluaran, stock ataupun sisa dari apd  dimiliki kontraktor. Dokumen bisa dilampirkan dengan form pengeluaran, form inspeksi, form gudang ataupun lainnya diperlukan.

Prosedur dan Sanksi APD

Prosedur dan sanksi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu aturan menjelaskan mengenai kewajiban dalam penerapan penggunaan APD pada saat pekerjaan berlangsung, dan apd digunakan menyesuaikan dengan potensi bahaya yang ada.

Dalam item penilaian CSMS yang terakhir kontraktor dapat melampirkan dokumen prosedur ada serta aturan baku apabila karyawan tidak menerapkan pemakaian apd dengan semestinya. Karena owner ingin memastikan apakah penerapan K3 sudah dijalankan semaksimal mungkin atau tidak.

Dari pengertian, tahapan, tujuan serta penjelasan mengenai Contractor Safety Management System (CSMS) sudah dipaparkan diatas mungkin dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan agar praktisi keselamatan dan kesehatan kerja dapat menggambarkan apa sebenarnya pengertian CSMS itu sendiri.

Istilah

APD : Alat Pelindung Diri
CSMS : Contractor Safety Management System
FE : Final Evaluation
K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
PJA : Pre Job Activity
PLN : Perusahaan Listrik Negara
WIP : Work in Progress

Contoh Formulir Checklist CSMS PT. Pertamina (Persero)

Ada beberapa kategori dalam pertanyaan diajukan saat melakukan prakualifikasi CSMS di Pertamina (Persero), item tersebut antara lain yaitu; Komitmen dari manajemen, Pelaksanaan pembinaan, Prosedur, Peralatan, Identifikasi dan Pengelolaan Bahaya dan terakhir Lain-lain.

Sebelum masuk kedalam contoh form checklist CSMS Pertamina ada beberapa persyaratan teknis harus dilengkapi oleh si kontraktor itu sendiri antara lain;

  1. Profil perusahaan kontraktor; nama, alamat, telphone/fax, email serta pengalaman kerja.
  2. Biodata direksi pengurus perusahaan; Direktur utama, manajer, bendahara, dll.
  3. Riwayat perusahaan; Tahun berdiri, bentuk kontraktor, dan riwayat pekerjaan telah dilaksanakan dll.
Lalu bagaimana bentuk dari dokumen harus dipersiapkan kontraktor dalam pemenuhan formulir checklist CSMS Pertamina? silahkan simak contoh dibawah ini.

checklist csms 1
Formulir Checklist CSMS Pertamina Lembar Pertama

checklist csms 2
Formulir Checklist CSMS Pertamina Lembar Kedua
checklist csms 3
Formulir Checklist CSMS Pertamina Lembar Ketiga
checklist csms 4
Formulir Checklist CSMS Pertamina Lembar Keempat
checklist csms 5
Formulir Checklist Pertamina Lembar Kelima
checklist csms 6
Formulir Checklist CSMS Pertamina Lembar Keenam
checklist csms 7
Formulir Checklist CSMS Pertamina Lembar Ketujuh
checklist csms 8
Formulir Checklist CSMS Pertamina Lembar Kedelapan
checklist csms 9
Formulir Checklist CSMS Pertamina Lembar Kesembilan

Itulah pembahasan mengenai CSMS atau kepanjangan dari Contractor Safety Management System, semoga dapat bermanfaat dan dipergunakan oleh pembaca dalam penerapan dilapangan.

Sandiok
Sandiok QHSE Officer PT. Nindya Karya (Persero) | D3 Fire and Safety of Balongan Oil and Gas Academy

Posting Komentar untuk "CSMS - Contractor Safety Management System"