Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cerita Pendek Untuk Nenek


Nek, pagi tadi aku terbangun dengan hati tersenyum, rasanya begitu indah bisa kembali merengek dibahumu walaupun hanya dalam mimpi.  

Tadi pagi, aku bisa merasakan kembali indahnya senyummu, aku bisa merasakan kembali hangatnya cintamu, aku bisa merasakan kembali bagaimana dulu kau memanjakanku.

Semoga engkaupun saat ini sedang tersenyum di sana, seperti senyummu yang kulihat dalam tidurku malam tadi.

Jika diperbolehkan, setiap malam aku ingin selalu bertemu denganmu, menceritakan setiap apa yang kujalani di sini. 

Karena nenek paling senang mendengar setiap ceritaku. Tapi, aku takut nenek akan bosan melihatku dalam keadaan seperti sekarang ini. 

Tapi nek, sekarang-sekarang ini aku benar-benar ingin mendengarkan nasihatmu, mengeluarkan segala hatiku sembari memelukmu dan menangis di bahumu.

Yang aku sesalkan adalah saat itu aku tidak ada di sisimu, aku belum sempat meminta maaf atas segala khilafku, aku belum sempat menghapus tangismu.

Padahal aku sangat ingin ketika aku sudah ada di dekatmu aku akan selalu menemanimu berjalan disetiap pagi agar kesehatanmu kembali pulih, atau hanya sekedar menemanimu berjalan-jalan agar harimu tidak dijamah sepi.

Tapi semua itu hanya tinggal ingin dan harap yang tak akan bisa lagi terwujud, tentangmu akan banyak cerita indah yang akan aku tulisakan untuk generasi-generasimu nanti. 

Akan kuceritakan pada mereka tentang nenek, tentang semua nasihat indah yang masih berdenyut dalam nadiku.

Nek.. malam nanti , semoga engkau datang kembali dalam tidurku. Maafkan aku yang sering lupa mendoakanmu.

Masih tercium di indra penciumanku tentang harum dirimu saat mengoleskan viks di sekujur badanmu.

Masih teringat segala petuah yang kau ukir selalu untuk cucumu agar selalu tetap berjuang walaupun masalah terus menghadang.

Dan masih jelas terlihat diindra penglihatanku semua senyum tulusmu yang terukir cantik diatas wajah yang semakin hari semakin merenta tua.

Sungguh kau sita seluruh indra ku untuk terus menyayangimu dan bersyukur pada-Nya telah memberikan nenek terhebat seperti dirimu untuk diriku.

Kini, linangan air mata ini tak mampu lagi ku bendung, kuat ku runtuh ketika aku harus berpura-pura untuk tidak menangis kehilangan sosok sehebat dirimu dalam hidupku. 

Ketegaran ini rapuh ketika aku sadar, tak akan ada lagi yang meninabobokanku dalam alunan nada syahdu yang mengantarkan ku dalam mimpi yang menentramkan kelelahanku

Nenek, seandainya engkau masih disini, pasti engkau selalu menjengukku keindramayu untuk mencari tahu bagaimana kabar cucumu yg sedang berkuliah jauh disana. 

Sejauh apapun kau berada, aku yakin Allah akan menyampaikan rasa sayangku untukmu. Hanya seuntai doa yang mampu kurangkai untukmu.

Nenek, ketika aku menangis kehilanganmu, apakah kau akan tersenyum? atau mungkin kau bersedih? 

Jika tangis ini membuatmu bersedih disana, maka aku akan berusaha merubahnya menjadi ketegaran akan sebuah keikhlasan, karena aku ingin selalu membuatmu tersenyum selamanya.

Disana, bersama Allah yang akan selalu menjagamu dan membahagiakanmu, Sebagaimana kau dulu pernah menjaga dan membahagiakanku.

Sandiok
Sandiok QHSE Officer PT. Nindya Karya (Persero) | D3 Fire and Safety of Balongan Oil and Gas Academy

Posting Komentar untuk "Cerita Pendek Untuk Nenek"