Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cerita Rakyat - Telur Ajaib


Assalamu'alaykum...

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang anak laki - laki dengan ibunya di dalam sebuah rumah di tengah hutan belantara. Mereka berdua hidup miskin. Sehari - hari pekerjaan mereka hanya mencari kayu bakar dan bambu untuk di jual ke pasar. Jarak antara pasar dengan rumah mereka sangat jauh. Mereka akan menumpuk kayu bakar dan bambu selama satu minggu, kemudian menjualnya setiap satu minggu sekali. Uang yang di peroleh dari hasil jualan pun tidak banyak, hanya cukup untuk kebutuhan makan satu minggu pula.

Baca Cerita Rakyat Sulawesi Tengah - Danau Lindu

Suatu hari, sang ibu mendapatkan sebuah telur ayam di tengah rerimbunan pohon bambu. Sang ibu mengambil dan menyimpannya. Ia berniat untuk memberi kejutan untuk anaknya yang selama ini sangat jarang memakan telur goreng.

Baca Cerita Rakyat Sulewesi Tengah : Tadulako Bulili

Pada saat yang bersamaan, sang anak melihat ibunya menyembunyikan sesuatu ke dalam bajunya. Ia tak tahu bahwa itu adalah sebutir ayam. Ia pun menanyakan apa yang di sembunyikan ibunya.
"Apakah yang ibu simpan di dalam baju ibu ?"tanya sang anak mendekati ibunya.

Baca juga Fabel - Kisah Buaya Kecil dan Burung Merpati

"Ah.."sang ibu terkejut karena anaknya muncul tiba - tiba di sampingnya. "Bukan apa - apa. Ayo kita pulang, ibu rasa sudah cukup bambu yang kita peroleh hari ini. Hari sudah mulai petang, nak." jawab sang ibu sembari mengumpulkan bambu yang telah di potong ke dalam wadah karung.

Mendengar jawaban ibunya, sang anak merasa ada yang ibunya telah menemukan sesuatu yang berharga. Ia takut ibunya menemukan harta karun, dan ibunya meninggalkan dirinya sendirian di dalam hutan. Hal ini sebelumnya pernah terjadi saat sang bapak menemukan harta karun di dalam hutan saat mencari kayu bakar. Keesokan harinya, sang bapak dari anak itu langsung menghilang sambil membawa semua pakaiannya.

Di malam hari saat ibunya tidur, sang anak mencoba mencari - cari apa yang di sembunyikan ibunya. Setelah mencari ke sana ke mari, ia tak juga menemukan apa yang di cari. Ia pun kembali tidur.
Keesokan harinya, sang ibu memulai aktivitas seperti biasa. Ia pergi mencari kayu bakar setelah selesai memasak makanan untuk hari itu. Sang anak mengikuti ibunya ke hutan. Ia kembali menanyakan apa yang di sembunyikan ibunya kemarin.

"Ibu, tadi malam aku mencari apa yang ibu sembunyikan dari hutan bambu kemarin."
"Benarkah ?"
"Iya bu. Aku sangat penasaran apa yang ibu simpan sampai aku cari ke seluruh rumah pun aku tetap tidak melihatnya."
Sang ibu tersenyum.
"Kalau kau begitu ingin tahu, bantu ibu mengumpulkan kayu bakar dan bambu yang lebih banyak dari hari kemarin."

Sang anak mengiyakannya. Ia segera membantu ibunya mencari kayu bakar dan bambu sebanyak mungkin dengan semangat yang berapi - api. Hari itu, mereka membawa pulang kayu bakar dan bambu dengan jumlah lebih banyak dari hari kemarinnya.

Sesampainya dirumah, sang ibu segera membuka tempat penyimpanan telur ayam yang kemarin ia temukan di pohon bambu. Ternyata telur itu tidak ia simpan di dalam rumah, tetapi ia simpan di penyimpanan kayu bakar dan bambu yang berada di samping rumah mereka. Ia pun segera menunjukkannya kepada anaknya.

"Ini yang ibu temukan kemarin, nak."kata sang ibu sembari menyodorkan sebutir telur di telapak tangannya.
"Telur ?" mata sang anak berbinar. "Akankah telur ini kita goreng hari ini, ibu ?"
"Tentu saja."

Ketika sedang menyiapkan peralatan masak, tiba - tiba terlintas di benar sang anak tentang bentuk telur yang di temukan ibunya sedikit agak aneh. Saat ia pergi ke pasar, telur - telur yang di jual oleh pedagang di pasar berukuran agak kecil dan berwarna putih sampai coklat kemerahan. Sedangkan telur itu berwarna merah tua. Ia pun heran.

Saat sedang asyik memperhatikan telur, tiba - tiba muncul suara dari telur itu.
"Jangan goreng aku. Aku adalah jelmaan anak raja."
Sang anak terkejut. Tanpa sengaja ia melempar telur itu ke atas kain yang cukup empuk. Untungnya, telur itu tidak pecah.
"Ibu, bagaimana kalau lain kali saja kita menggoreng telur ini ? Makanan kita yang tadi pagi kan masih ada."
"Baiklah kalau itu maumu, nak."

Keesokan harinya, sang anak mengecek telur itu di penyimpanan kayu bakar dan bambu. Hal aneh terjadi lagi. Telur itu hilang. Namun ia tidak memberitahukannya kepada ibunya. Ia mencari ke sekeliling rumahnya. Ketika sampai di sungai dekat rumahnya, ia melihat ada sosok perempuan cantik sedang duduk sambil bermain air di sungai jernih itu. Ia pun mendekatinya.

"Siapakah anda ?"
Perempuan cantik itu menoleh ke arahnya.
"Aku adalah jelmaan telur itu."
"Apa ?"
"Ya, benar. Suara yang kau dengar tadi malam adalah suaraku. Aku terjebak di dalam telur itu. Sebelumnya aku di kutuk oleh penyihir, aku harus berada di dalam cangkang telur itu selama 100 hari, jika sebelum 100 hari aku sudah retak atau pecah, maka selamanya aku tidak akan pernah kembali ke wujud asalku ini."
"Apakah benar ada cerita seperti itu ?"
"Hari ini adalah tepat 101 hari aku berada dalam kutukan. Makanya, pagi hari sekali saat aku terbangun, aku sudah kembali ke wujud asliku. Aku sangat berterima kasih padamu. Kalau bukan kau dan ibumu yang menemukan aku, entah sudah jadi apa aku sekarang ini. Mungkin aku sudah jadi telur goreng atau telur rebus."
"Kalau memang benar seperti itu, maka kami akan sangat bersyukur bahwa kau dapat kembali."
"Sebagai bentuk rasa terima kasihku, izinkan aku membawa kau dan ibumu ke istana. Aku adalah putri dari seorang raja. Istana tak jauh dari pasar. Kebetulan, di istanaku kekurangan satu orang kepala dayang. Ibumu bisa bekerja di sana. Dan kau, kau bisa bekerja di tempatku sebagai kepala pelayan di perjamuan."
"Dapatkah ucapanmu ku percayai ? Ibuku pasti akan sangat senang mendengar hal ini."
"Tentu."

Sejak saat itu, sang anak dan ibunya pindah ke istana. Di sana mereka di terima dengan baik. Mereka bekerja untuk istana sampai akhir hayat hidup mereka.

Pesan yang dapat di ambil adalah jangan terlalu tergesa - gesa dalam mengambil keputusan, karena bisa saja hal baik ada di balik sebuah kejadian yang saat ini sedang kamu hadapi.

Terima kasih telah membawa artikel ini. Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaykum...
Sandiok
Sandiok QHSE Officer PT. Nindya Karya | D3 Fire and Safety of Balongan Oil and Gas Academy