Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kisah Buaya Kecil dan Burung Merpati


Assalamu'alaykum...

Yuk, teman - teman lulusandiploma.com kita telusuri apa sih yang bisa kita petik dari kisah yang satu ini ?

Kisah Buaya Kecil dan Burung Merpati

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seekor buaya kecil bersama dengan tuannya. Buaya ini adalah hewan peliharaan manusia yang sudah di urus semenjak ia baru saja lahir ke dunia. Buaya ini menjadi buaya jinak dan tidak pernah menggigit manusia. Buaya kecil baru saja berusia 5 bulan.
Suatu hari, buaya keci terbangun dari tidur lelapnya di pagi hari. Ia mengedip - ngedipkan matanya sambil menguap dengan lebar. Tampak olehnya seekor burung merpati berwarna putih bertengger di atas pagar kandangnya.
"Buaya jenis apakah engkau ? Mengapa rupamu berbeda dengan rupaku ?"tanya buaya kecil penuh penasaran.
Burung merpati itu terkejut. Ia menoleh ke arah buaya kecil. Ia tersenyum.
"Aku adalah burung merpati."jawabnya pelan dan ramah.
"Apa itu burung merpati ?"
"Aku adalah hewan yang bisa terbang dengan menggunakan kedua sayapku. Aku bisa terbang hingga ke angkasa di atas sana."
"Benarkah ? Coba kau lakukan."
"Baiklah."
Burung merpati mengepakkan kedua sayapnya perlahan, ia terbang mengitari kandang buaya kecil. Ia kemudian terbang tinggi melewati atas rumah selama beberapa saat dan kembali bertengger di pagar buaya kecil. Sang buaya kecil tampak takjub dan terpesona. Matanya berbinar saat melihat burung merpati bisa terbang ke sana ke mari dengan lincahnya.

Baca Cerita Rakyat - Telur Ajaib

"Wow, kau hebat sekali. Aku juga ingin bisa terbang sepertimu. Dimana aku bisa mendapatkan sayap seperti milikmu, wahai burung merpati ?"
"Sayapku ini tercipta dengan sendirinya saat aku menetas. Artinya, sayap ini di ciptakan oleh Tuhan pencipta alam semesta ini."
"Jadi aku tidak bisa terbang sepertimu ?"
"Tentu saja tidak bisa."
Buaya kecil murung. Ia belum mengerti bahwa buaya dan burung adalah jenis hewan yang berbeda jauh.
"Dari mana kau berasal hai buaya kecil ? Rumahmu kelihatannya jauh sekali dari sungai yang ada di hutan."
"Sejak aku kecil aku sudah di besarkan oleh tuanku di rumah ini."
"Aku pernah melihat banyak buaya di sungai di tengah hutan. Aku kira itu keluargamu."
"Keluarga ? Burung jenis apa itu ?"
"Keluarga bukan jenis hewan tertentu, buaya kecil. Keluarga adalah dimana tempat kita berasal dan tempat kita berkumpul satu sama lain. Keluarga itu bentuknya sama persis seperti diri kita. Keluarga adalah mereka yang sebenarnya amat sangat dekat dengan diri kita. Mereka yang paling kita butuhkan saat senang maupun sedih."
"Aku baru tau, ternyata setiap hewan memiliki keluarga."
Burung merpati tersenyum kecil. Ia kemudian segera terbang pergi dari tempat itu.
"Buaya kecil, aku pergi dulu. Keluargaku sudah menungguku di rumah kami. Sampai jumpa di lain waktu."
"Selamat jalan, burung merpati."
Setelah percakapan itu, buaya kecil di datangi oleh tuannya. Ia memandangi tuannya yang sedang memberinya makan dengan seksama.
"Benar juga, tuanku bukan keluargaku. Tuanku tidak punya ekor seperti aku."
Hari demi hari berlanjut berganti menjadi bulan. Setelah usia buaya kecil mencapai umur 9 bulan, tuannya mengajaknya ke hutan menuju dekat sungai.
"Buaya kecil, mulai saat ini kau akan ku tinggal di sungai ini. Dulu aku menemukanmu hanyut di sungai ini. Aku tidak ingin serakah. Tempat tinggalmu memang di sungai tengah hutan ini. Keluargamu pasti mencarimu dengan cemas." ucap tuan buaya kecil dengan raut wajah sedih. Ia melepas buaya kecil itu di sungai. Ia segera pulang ke rumahnya dengan segera karena hari sudah mulai petang.
Buaya kecil sekarang sudah mulai mengerti. Ia akan mencari keluarganya di sungai itu. Ia berenang di pinggiran sungai dengan perlahan. Ia berenang terus mengikut arus sungai. Hingga ia sampai pada sekumpulan buaya yang sedang bersantai. Matanya berbinar ceria. Benar perkataan burung merpati bahwa ada banyak sekali buaya di hutan. Mungkin saja salah satu dari mereka mengenali dirinya.
Buaya kecil mendekati sekumpulan buaya itu. Ia mengitari mereka satu per satu, berharap ada yang mengakui bahwa ia adalah keluarga mereka. Hingga pada buaya di tepi sungai, buaya yang satu itu cukup sibuk. Di lihatnya buaya itu sedang mengintai mangsa. Ia pun memperhatikan buaya itu. Tak lama, sang mangsa yang tak lain dan tak bukan ialah burung merpati sudah berada di ujung mulut buaya itu. Buaya kecil teringat dan segera berlari menghampiri burung merpati temannya yang sudah berada di ujung maut.
"Berhenti. Itu adalah burung merpati temanku. Jangan di makan."
Buaya dan burung merpati terkejut. Burung merpati segera terbang tinggi. Ia teringat bahwa buaya kecil itu adalah temannya yang ia temui beberapa bulan yang lalu.
"Buaya kecil ? Kau kah itu ?"
"Ya, ini aku."
Buaya yang akan memangsa burung merpati tadi terbelalak.
"Buaya kecil ?"tanya buaya itu.
"Ya, aku dulu di panggil buaya kecil. Asalku dari kampung manusia di tepi hutan."
"Bagaimana bisa ?"
"Dulu sewaktu bayi, aku di temukan oleh tuanku di sungai di dekat hutan sebelah sana. Sekarang setelah aku cukup besar, aku di kembalikan ke hutan untuk mencari keluargaku."
"Anakku dulu juga hilang di sungai dekat hutan sebelah sana ..."
"Benarkah ?"
"Anakku memiliki tanda putih di balik kaki belakang sebelah kanan."
Buaya kecil menampakkan kaki belakang sebelah kanannya. Ternyata benar ada tanda putih di sana.
"Benar, kau adalah anakku."
"Kau keluargaku ?"
"Aku ibumu, nak."
Akhirnya setelah berusia 9 bulan, buaya kecil berhasil menemui keluarganya. Burung merpati ikut senang.
"Ibu, burung merpati adalah temanku."
"Oh, maafkan aku, merpati. Aku tidak tahu bahwa engkau adalah teman anakku."
"Tidak apa, yang penting kalian sudah bisa bertemu."
Sejak saat itu, buaya kecil hidup di sungai itu bersama keluarga dan teman - temannya yang lain. Ia tidak hanya berteman dengan buaya, ia juga tetap berteman dengan burung merpati dan keluarganya.

- Tamat -

Baiklah, dari kisah buaya kecil dan burung merpati, hikmah yang bisa kita petik ialah berteman bisa dengan siapa saja, meskipun antara kita berbeda satu sama lain, sebab kita tidak akan tahu seberapa jauh teman kita membawa kebaikan untuk diri kita. Hikmah lainnya yang bisa di ambil juga yaitu kembalikanlah apa yang bukan menjadi milikmu. Kembalikan hewan ke tempat asalnya dan jangan mencampuri kehidupan mereka, kecuali kamu ingin membantunya ketika ia sedang sakit.

Terima kasih telah membawa artikel ini. Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaykum...

Sandiok
Sandiok QHSE Officer PT. Nindya Karya | D3 Fire and Safety of Balongan Oil and Gas Academy