JSA (Job Safety Analysis) Module
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
JSA adalah Prosedur yang membantu mengintegrasikan
prinsip-prinsip dan praktek SMK3 yang DITERIMA ke dalam pekerjaan tertentu. Dalam
sebuah JSA, setiap langkah dasar dari pekerjaan adalah mengidentifikasikan
potensi bahaya dan merekomendasikan cara paling aman untuk mengerjakan sebuah
tugas. Terminologi lain yang kadang –
kadang digunakan adalah Job Hazard Analysis (JHA) atau Job Hazard Breakdown.
APAKAH TJA ITU?
TJA adalah Istilah “job” dan “task” secara umum digunakan
secara bergantian untuk mengartikan pekerjaan tertentu seperti “operasi
gerinda”, “penggunaan pemadam air bertekanan”, “penggantian ban berjalan”. JSA
tidak sesuai dengan pekerjaan yang didefinisikan secara luas misalnya “overhaul
mesin” atau yang terlalu sempit misalnya “memposisikan dongkrak mobil”
Banyak orang lebih menyukai untuk memperluas analisa ke
semua aspek, tidak hanya pada keselamatan. Pendekatan ini disebut sebagai
Analisa pekerjaan secara menyeluruh (Total Job Analysis/ TJA). Pertimbangannya
adalah gagasan bahwa keselamatan merupakan sesuatu yang integral pada setiap
pekerjaan, bukan entitas yang terpisah.
APA MANFAAT JSA ?
1. menjadi jelas
dalam tahap persiapan.
2. dapat
mengidentifikasi bahaya yang tidak terdeteksi sebelumnya
3. meningkatkan
pengetahuan pekerjaan dari pihak yang berpatisipasi.
4. Awareness K3
meningkat,
5. komunikasi antara
pekerja dan pengawas meningkat
6. prosedur kerja
yang aman yang disepakati terpromosikan.
7. Sebagai bahan ajar
dalam job training dan materi briefing dalam pekerjaan yang bersifat
insidentil.
8. Sebagai standard
inspeksi atau observasi K3
9. dapat secara
komprehensif untuk penyelidikan kecelakaan.
Salah satu metode yang digunakan adalah observasi thdp pekerja yg melakukan pekerjaan yang sebenarnya. Keuntungan dari metode ini adalah tidak tergantung dari daya ingat individu dan proses yang ada bahayanya saat itu. Untuk pekerjaan yang frekuensinya jarang, metode in tidak praktis.
Salah satu pendekatan adalah mempunyai kelompok pekerja dan
pengawas berpengalaman melakukan diskusi untuk analisis. Keuntungannya adalah
lebih banyak orang yang terlibat dengan pertimbangan pengalaman, dan mereka
lebih siap menerima prosedur kerja yang akan dihasilkan. Anggota komite K3
harus berpasrtisipasi dalam proses ini.
4 LANGKAH DASAR JSA
1. Pemilihan
pekerjaan yang akan dianalisa
2. Uraikan pekerjaan
menjadi langkah-langkah berturutan
3. Identifikasi
potensi-potensi bahaya
4. Tetapkan langkah
pencegahan untuk mengha-dapi bahaya-bahaya tersebut.
YANG HARUS DIKETAHUI PADA SAAT PEMILIHAN PEKERJAAN
1. Frekuensi
kecelakaan dan keparahan: pekerjaan yang sering terjadi kecelakaan atau
kecelakaan jarang terjadi tetapi menyebabkan cacat.
2. Potensi besar
untuk cidera atau sakit: konsekuensi sebuah kecelakaan, kondisi bahaya atau
paparan material berbahaya merupakan
potensi besar;
3. Pekerjaan baru:
karena kurang pengalaman dalam pekerjaan, bahaya tidak kelihatan atau tidak
diantisipasi;
4. Pekerjaan yang
dimodifikasi: bahaya baru dapat muncul ketika prosedur kerja berubah;
5. Pekerjaan yang
jarang dilakukan: pekerja bisa dalam risiko yang lebih besar ketika mengerjakan
pekerjaan non rutin, dan JSA disediakan untuk tinjauan bahaya.
Idealnya semua pekerjaan sebaiknya dibuat JSA. Di beberapa
kondisi hal tersebut menjadi hambatan waktu dan tenaga yang diperlukan untuk
membuat JSA. Pertimbangan lain adalah setiap JSA akan memerlukan
perubahan ketika peralatan, bahan baku, proses atau lingkungan berubah. Untuk alasan tersebut, biasanya perlu untuk identifikasi
pekerjaan mana yang akan dianalisa. Meskipun analisa semua pekerjaan direncanakan, langkah ini
memastikan bahwa hampir semua pekerjaan
kritikal diperiksa terlebih dahulu.
CONTOH JSA
MENGURAI PEKERJAAN MENJADI LANGKAH-LANGKAH DASAR
Sumber : PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
MENGURAI PEKERJAAN MENJADI LANGKAH-LANGKAH DASAR
1. Uraikan pekerjaan
menjadi tahap-tahap
2. Hati-hati, jangan
membuat langkah terlalu umum. Menghilangkan langkah tertentu dan bahaya yang
terkait tidak akan membantu apa-apa.
3. Aturan pertama
adalah sebagian besar pekerjaan dapat digambarkan kurang dari 10 langkah.
4. Pastikan
langkah-langkah dalam urutan yang benar
5. Setiap langkah
dicatat berurutan
6. Buat catatan
mengenai apa yang dikerjakan, tidak sekedar bagaimana dikerjakan
7. Setiap langkah
dimulai dengan kata kerja.
LANGKAH PELAKSANAAN JSA
Langkah 1
PILIH PEKERJAAN YANG AKAN DIANALISA
Pekerjaan yang mana yang memerlukan jsa?
1. Pekerjaan dimana
pengalaman yang telah lewat ber-potensi terjadi kecederaan,
kebakaran/peledakan, proses terganggu, pencemaran lingkungan
2. Pekerjaan yang
kritikal
3. Pekerjaan baru
4. Pekerjaan yang
berubah
5. Pekerjaan dimana
terlibatnya personil baru melaksanakan pekerjaan tersebut
Langkah 2
PECAHKAN PEKERJAAN MENJADI LANGKAH-LANGKAH YANG LOGIS
1. Identifikasi
langkah-langkah simple yang akan dilakukan.
2. Secara umum
sebaiknya kurang dari 10 langkah.
BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI BAHAYA ?
1. Bahaya diidentifikasi pada setiap langkah
kegiatan.
2. Berdasarkan
pekerjaan, informasi kecelakaan dan kasus cidera, pengalaman seseorang, daftar
apapun yang bisa salah pada setiap langkah.
3. Pada tahap ini
belum perlu menentukan pemecahan tiap masalah yang telah diidentifikasi.
Dalam identifikasi dapat dibantu dengan pertanyaan berikut :
1. Dapatkah anggota
tubuh terjepit diantara dua obyek?
2. Apakah peralatan,
mesin, perlengkapan mengandung bahaya?
3. Dapatkah pekerja
bersentuhan dengan benda bergerak?
4. Dapatkah pekerja
terpeleset, atau terjatuh?
5. Dapatkah pekerja
merasakan sakit akibat mengangkat, mendorong atau menarik?
6. Apakah pekerja
terpapar panas atau dingin yang ekstrim?
7. Apakah ada
masalah kebisingan atau getaran yang berlebihan?
8. Apakah ada bahaya
dari benda jatuh?
9. Apakah penerangan bermasalah?
10. Dapatkah cuaca
mempengaruhi keselamatan?
11. Apakah ada kemungkinan bahaya radiasi?
12. Apakah dapat
terjadi kontak dengan material panas, racun, bersifat kaustik?
13. Apakah terdapat
debu, asap, kabut atau uap di udara?
MENENTUKAN TINDAKAN PENCEGAHAN
Langkah akhir dalam JSA.
1. Menghilangkan
Bahaya: menggunakan pelindung mesin
Merupakan tindakan paling efektif. Teknik ini sebaiknya
digunakan untuk menghilangkan bahaya-bahaya dengan cara :
• Memilih
proses yang berbeda
• Modifikasi
proses yang telah ada
• Mengganti
material dengan yang lebih aman
• Meningkatkan
lingkungan kerja (ventilasi)
• Modifikasi
atau mengubah peralatan.
2. Melindungi bahaya
Jika bahaya tidak dapat dihilangkan, kontak dapat dicegah
dengan menggunakan pelindung, pelindung mesin, ruang khusus pekerja atau
perlengkapan sejenis.
3. Merivisi Prosedur Kerja
Modifikasi langkah yang berbahaya, merubah urutan, atau
menambah langkah (seperti mengunci sumber energi).
4. Menurunkan Paparan
Efektifitasnya paling kecil.
Hanya jika tidak ada pemecahan lain. Dengan menurunkan jumlah waktu paparan
bahaya.
Contoh :
modifikasi mesin sehingga mengurangi waktu pemeliharaan yang
diperlukan, Penggunaan APD. Untuk mengurangi keparahan kecelakaan, fasilitas
darurat seperti tempat eyewashing dapat disediakan.
Dalam membuat tindakan pencegahan jangan menggunakan
pernyataan seperti:
“Hati – hati” atau “awas bahaya” Gunakan kata-kata apa yang harus dilakukan : “Jangan
pegang”, Jangan masuk sendirian”, dll.
PENGENDALIAN RISIKO:
1. Melakukan
pembersihan torch sebelum dan ketika sedang digunakan
2. Menempatkan
flashback arrestors (check valve)
3. Melakukan purging
sebelum torch dinyalakan
YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PEMBUATAN JSA
1. Harus diketahui
dan dimengerti seluruh karyawan ybs
2. Pastikan diikuti
oleh seluruh karyawan ybs
3. Harus selalu
ditinjau kembali (review), dan harus selalu
diperbaiki dan ditingkatkan.
PERBEDAAN FUNGSI JSA DAN SOP
JSA
1. Fungsi sebagai SOP
2. JSA dapat dibuat
langsung;
3. Lebih lengkap dan
terperinci;
4. Ditemukan tipe
bahaya yang ada
5. Dapat mengevaluasi
SOP.
SOP
1. Fungsi sebagai
tata cara kerja aman;
2. SOP dibuat setelah
JSA;
3. Tidak lengkap,
dipakai sebagai cara kerja;
4. Tidak ada
penjelasan tipe bahaya yang ada;
5. Tidak dapat
mengevaluasi JSA
Demikianlah artikel mengenai Job Safety Analysis / JSA #lulusandiploma, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, referensi dan rujukan yang kami peroleh. Kami berharap agar pembaca sekalian memberikan kritik dan masukannya di kolom komentar untuk membangun kami kedepannya menjadi yang lebih baik lagi. Semoga artikel ini bermanfaat, wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatu.
Posting Komentar untuk "JSA (Job Safety Analysis) Module"