Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kesehatan Tenaga Kerja Wanita


K3 wanita

DATA YANG DIDAPATKAN….
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun2003:
1. pekerja di Indonesia mencapai  100.316.007
2. 64,63% pekerja laki-laki
3.35,37% pekerja wanita

CONTOH KASUS
“Saya mensyukuri telah dapat bekerja di Industri garment, namun bila harus bekerja pada sift malam terasa berat, sebab pagi hari saya baru pulang. Kadang saya tidak tahan mendengar bisik-bisik orang....” (Pekerja Perempuan yang masih gadis)
Mengapa Dibedakan?
      Karena kondisi fisik dan Biologis Tenaga kerja pria dan wanita berbeda.
      Hubungannya dengan Produktivitas Pekerja Wanita
      Hak Kodrati Tenaga Kerja Wanita
1. Fisik & Biologis
      Ukuran & Kekuatan Otot Tenaga Kerja Wanita sebagai akibat pengaruh hormonal.
      Secara Biologis wanita juga akan mengalami Haid, Kehamilan, Nifas, serta Menopouse; tenaga kerja laki-laki tidak akan mengalami itu semua.

Dysmenorrhoe
Haid adalah pendarahan dari rahim setiap bulan dan merupakan siklus normal. Meskipun  haid normal tidak mengganggu pekerjaan, namun di Indonesia tidak boleh diwajibkan  bekerja pada hari pertama dan kedua haid. Haid yang tidak normal akan dirasakan sakit sehingga tidak mampu bekerja (dysmenorrhoe).

2. ADANYA GANGGUAN GIZI
Kekurangan zat-zat gizi dalam makanan akan berdampak terjadinya gangguan kesehatan kerja dan penurunan produktivitas kerja, antara lain :
Ø  Kurang intake protein akan mempengaruhi kalori yang kurang dan berakibat berkurangnya kapasitas kerja
Ø  Defisiensi zat besi menyebabkan        banyaknya kasus anemia
Ø  Kekurangan vitamin A mungkin menyebabkan gangguan pada penglihatan yang mempengaruhi adaptasi dari terang ke gelap dan berakibat menimbulkan kecelakaan kerja
Ø  Kekurangan yodium mengganggu metabolisme, menurunkan kemampuan dan kecepatan kerja
Ø  Kebutuhan kalori
Ø  Kebutuhan kalori tergantung dari aktivitas tubuh. Apabila kalori yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dari bahan makanan yang masuk tidak mencukupi, maka kalori akan dipenuhi dengan memecah sumber cadangan energi yang ada dalam tubuh sendiri.

FAKTOR LINGKUNGAN
Ø  FISIK
Ø  KIMIA
Ø  BIOLOGI
Ø  PSIKOLOGI
Stress kerja akibat ketidak serasian emosi, hubungan antar manusia dalam pekerjaan, hambatan psikologis sangat berpengaruh pada penurunan berat badan, intake makanan dan produktivitas kerja.

Gaya hidup dan kebiasaan
Terlalu banyak bekerja, aktivitas olahraga kurang sering kali tidak memperhatikan gizi seimbang dan cenderung mengkonsumsi lemak tinggi , dapat menimbulkan kegemukan, hiperkolesterol, hipertensi, penyakit jantung dll.

Jam Kerja
Kehilangan Jam kerja  akibat sakit dan  lainnya pada pekerja perempuan lebih tinggi dibandingkan kehilangan jam kerja pada pekerja laki-laki. Namun rata-rata tidak masuk kerja atau jam kerja yang hilang tiap kasus justru lebih rendah dari pekerja laki-laki.

Kehamilan
Tenaga kerja yang hamil, harus melaporkan kehamilannya kepada orang yang paling berwenang di tempat kerjanya.
Menyembunyikan kehamilan dapat beresiko buruk bagi tenaga kerja tersebut maupun janinnya.

Keselamatan Kerja
Kebiasaan dalam berpaakan, model rambut dan sebagainya, mengharuskan perhatian terhadap keselamatan kerja lebih diberikan kepada perempuan, khususnya pada pekerjaan mesin-mesin berputar.

Psikososial
Adaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah memerlukan proses dan wawasan yang arif agar peran perempuan dalam masyarakat dan keluarga dapat selaras dan serasi. Kurangnya bekal pendidikan keterampilan dan keahlian mengakibatkan perempuan bekerja pada tempat berpenghasilan rendah, dan menghadapi pelecehan sexual, serta ancaman kekerasan.

Penanganan
Cuti Haid
Cuti Hamil
Pembatasan Jam Kerja
Mengurangi Beban Kerja Rumah Tangga
Tidak Adanya pekerjaan pada Malam Hari

Upaya
Promotif
Meningkatkan status kesehatan, penerapan gizi seimbang, peningkatan perilaku dan cara kerja yang benar.

Preventif
Higene personal, Higene Lingkungan, Rotasi Kerja, Pemeriksaan Kesehatan Berkala.

Kuratif
Penyembuhan untuk tenaga kerja perempuan yang mengalami gangguan kesehatan dan mencegah penularannya

Rehabilitatif
Latihan dan pendidikan, penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuan, penyuluhan kepada masyarakat dan pengusaha agar bersedia menggunakan Tenaga Kerja yang Cacat.

Sistematika
  1. Pendahuluan
  2. Dasar Teori
  3. Pembahasan
  4. Kesimpulan dan Saran
Sandiok
Sandiok QHSE Officer PT. Nindya Karya | D3 Fire and Safety of Balongan Oil and Gas Academy

Posting Komentar untuk "Kesehatan Tenaga Kerja Wanita"