Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cerita Rakyat Singkat : Legenda Batu Simpang

CERITA RAKYAT SINGKAT LEGENDA BATU SIMPANG - Batu simpang merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Balantak, Kabupaten Banggai (Sulawesi Tengah). Letaknya di pesisir pantai. Konon nama Batu Simpang bermulai dari sebuah kisah rakyat yang diceritakan secara turun temurun. Baca juga cerita rakyat singkat dari sulawesi

Pada zaman dahulu kala, ada sebuah keluarga miskin yang memiliki dua orang anak. Anak sulung bernama Tatu dan anak bungsu bernama Igo. Ayah mereka tiba-tiba jatuh sakit kemudian meninggal dunia. Untuk membanto menopang kehidupan keluarga, sang anak sulung Tatu membantu ibunya mencari ikan dan kerang untuk dimakan dan dijual. Hasil penjualan ikan dan kerang digunakan untuk membeli keperluan makan dan membiayai sekolah Tatu. Sedangkan Igo masih belum bersekolah.

Ketika bangsa Portugis datang ke Indonesia dan sampai di Pulau Sulawesi, Tatu dan Igo berpisah. Tatu diajak oleh seorang penginjil ke daerah Ambon dan Tatu akan dibiayai sekolahnya sampai tuntas beserta dipenuhi semua perlengkapannya.

Tatu berpikir dan mempertimbangkan tawaran penginjil. Ia merasa kasihan ada ibu dan adiknya yang masih kecil. Ia berpikir siapa lagi yang bisa membantu ibunya mencari nafkah untuk keluarga. Namun ibunya mengatakan pada Tatu bahwa ia tak perlu khawatir pada nasib ibu dan adiknya, Igo. Tatu di nasehati untuk ikut dengan penginjil ke Ambon, ia di perintah untuk bersekolah dengan baik. Ibunya berkata bahwa ia masih mampu bekerja jika untuk mengisi perutnya dan anak bungsunya.

Akhirnya Tatu menurut. Ia setuju dan berangkat bersama Bapak penginjil, diantar dengan doa dan air mata dari sang ibu.

Setelah dua puluh tahun kemudian, Tatu sudah menjadi seorang dokter. Sejak ia tinggal di Ambon, ia tidak pernah mendapat kabar tentang ibu dan adiknya. Surat yang ia kirim tak pernah mendapat balasan. Melalui orang-orang yang pernah ke Balantak, ia mendengar bahwa ibu dan adiknya sudah pindah ke daerah lain. Lebih tepatnya ke Talima (daerah pedalaman) karena banyaknya kapal pendatang yang berlabuh dan membuat tempat peristirahatan di Balantak. Ibunya mendengar bahwa bangsa Portugis jahat dan suka membantai orang.

cerita rakyat singkat dari sulawesi

Setelah tamat dari sekolah menengah, Igo melanjutkan pendidikannya ke sekolah perawat di luar kota. Setelah lulus, ia pun bekerja di salah satu rumah sakit.

Dalam sebuah pesta, dokter Tatu berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Maria. Mereka tertarik satu sama lain dan akhirnya jatuh cinta. Tatu ingin segera melamar Maria. Maria meminta pada dokter Tatu, agar sebelum mereka melangsungkan pernikahan, mereka bersama-sama pergi menemui ibu Maria yang sudah lama ia tinggalkan.

Sebelum sebelu pesta pernikahan, Tatu dan Maria pergi menuju rumah ibu Maria. Dalam perjalanan, Maria menceritakan tentang bagaimana keadaan kampungnya.

Sesampainya di rumah ibu Maria, Maria memanggil ibunya dan memperkenalkannya pada dokter Tatu, lalu menyampaikan maksud kedatangan mereka. Dalam percakapan, ibu Maria memperhatikan tamunya itu. Ia merasa ada sesuatu yang janggal. Bekas luka di dahi dan tahi lalat di pipi calon menantunya mengingatkan ia pada anaknya yang tidak pernah pulang lagi. Ia pun menanyakan asal usul dokter Tatu. Ia terkejut sekaligus terharu setelah ia tahu bahwa calon menantunya adalah anaknya Tatu, anak sulungnya yang telah lama tak pulang ke rumah. Dengan perlahan, ia menolak menyetujui rencana pernikahan antara Maria dan Tatu.

Dokter Tatu dan Maria terkejut. Hati Maria sedih dan ia pun menangis. Sang ibu sudah tak mampu menahan air matanya. Ia kasihan, namun harus menjaga anaknya agar jangan sampai pernikahan sedarah itu terjadi. Maria adalah Igo, adik kandung Tatu.

Karena sedih dan takut, sang ibu berlari dan menangis di pantai, ia berniat ingin bunuh diri di pantai itu. Tatu dan Igo mengejarnya, tetapi sang ibu sudah berada di tengah lautan. Mereka terus berteriak memanggil ibunya. Sang ibu berdoa, kemudian sempat mengatakan, “Tatu, Maria adalah adikmu, Tatu… Igo !”.

Perlahan, sang ibu berubah mengeras menjadi batu, disusul dengan kedua anaknya yang berubah juga menjadi batu.

Saat ini, di pantai Batu Simpang terdapat dua batu berukuran besar yang saling berdekatan dan satu batu besar di tengah laut, tidak jauh dari tempat tersebut. Bersambung ..... Baca juga : Cerita rakyat singkat dari Sumatera
Sandiok
Sandiok QHSE Officer PT. Nindya Karya (Persero) | D3 Fire and Safety of Balongan Oil and Gas Academy

Posting Komentar untuk "Cerita Rakyat Singkat : Legenda Batu Simpang"